Sujud
Sahwi adalah sujud karena lupa, maksudnya : sujud dua kali karena
terlupa salah satu rukun shalat, baik kelebihan maupun kekurangan dalam
melaksanakannya.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُحَيْنَةَ اْلاَسْدِيّ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَامَ فِى صَلاَةِ الظُّهْرِ وَ عَلَيْهِ جُلُوْسٌ فَلَمَّا اَتَمَّ صَلاَتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ يُكَبّرُ فِى كُلّ سَجْدَةٍ وَ هُوَ جَالِسٌ قَبْلَ اَنْ يُسَلّمَ وَ سَجَدَهُمَا النَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِيَ مِنَ اْلجُلُوْسِ
Dari Abdullah bin Buhainah Al-Asdiy bahwasanya Rasulullah SAW pernah bangkit berdiri dalam shalat Dhuhur padahal mestinya duduk (attahiyyat awwal), maka setelah selesai shalat, dalam keadaan duduk sebelum salam beliau bersujud dua kali, dan beliau bertakbir pada tiap-tiap sujud dan para makmum juga mengerjakan sebagaimana yang dikerjakan beliau untuk mengganti duduk (attahiyyat) yang terlupa itu”. [HR. Muslim 1 : 399].
قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: صَلَّى لَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص صَلاَةَ اْلعَصْرِ فَسَلَّمَ فِى رَكْعَتَيْنِ، فَقَامَ ذُو اْليَدَيْنِ فَقَالَ: اَقُصِرَتِ الصَّلاَةُ يَا رَسُوْلَ اللهِ اَمْ نَسِيْتَ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ ذلِكَ لَمْ يَكُنْ. فَقَالَ: قَدْ كَانَ بَعْضُ ذلِكَ يَارَسُوْلَ اللهِ. فَاَقْبَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: اَصَدَقَ ذُو اْليَدَيْنِ؟ فَقَالُوْا: نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَاَتَمَّ رَسُوْلُ اللهِ ص، مَا بَقِيَ مِنَ الصَّلاَةِ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَ هُوَ جَالِسٌ بَعْدَ التَّسْلِيْمِ
Telah berkata Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah shalat ‘Ashar menjadi imam bagi kami, lalu beliau salam setelah 2 raka’at, maka berdirilah (seorang shahabat yang panggilannya) Dzul-yadain dan bertanya: “Ya Rasulullah ! Apakah shalat ini diqashar atau engkau lupa ?” Rasulullah SAW menjawab, “Semua itu tidak terjadi”. Dia berkata : “Ya Rasulullah ! salah satu dari (dua) itu telah terjadi”. Lalu Rasulullah SAW menghadap kepada para shahabat sambil bertanya, “Benarkah Dzulyadain ?”. Jawab para shahabat, “Betul, ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah SAW menyempurnakan shalat yang kurang itu, lalu sujud dua kali dengan duduk sesudah salam. [HR. Muslim 1 : 404]
قَالَ عَبْدُ اللهِ: صَلَّى بِنَا رَسُوْلُ اللهِ ص خَمْسًا، فَلَمَّا انْفَتَلَ تَوَشْوَشَ اْلقَوْمُ بَيْنَهُمْ، فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلْ زِيْدَ فِى الصَّلاَةِ؟ قَالَ: لاَ، قَالُوْا: فَإِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَمْسًا، فَانْفَتَلَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ
Telah berkata Abdullah : Rasulullah SAW pernah shalat bersama kami lima raka’at. Setelah selesai shalat, para shahabat berbisik-bisik diantara mereka. Maka Rasulullah SAW bertanya, “Ada apa kalian ?”. Mereka menjawab, “Ya Rasulullah, apakah shalat ini ditambah ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Tidak”. Para shahabat berkata, “Sesungguhnya engkau telah shalat lima raka’at”. Maka Nabi SAW berpaling, lalu sujud dua kali kemudian salam. [HR. Muslim 1 : 402]
Rasulullah SAW bersabda :
وَ اِذَا شَكَّ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ
Dan apabila seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, hendaklah ia pilih yang mendekati benar, lalu ia sempurnakan menurut pilihan itu. Kemudian hendaklah ia sujud dua kali. [HR. Muslim 1 : 400]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْ لُ اللهِ ص: اِذَا شَكَّ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى، ثَلاَثًا اَمْ اَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَ لْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ اَنْ يُسَلّمَ
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, yaitu ia tidak tahu apakah ia telah shalat tiga atau empat raka’at, maka hendaklah ia buang yang syak (ragu-ragu) dan kerjakan mana yang ia yaqini, kemudian hendaklah ia sujud dua kali sebelum salam. [HR. Muslim 1: 400]
Keterangan :
Dari hadits-hadits di atas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Orang yang lupa tidak duduk Attahiyat Awwal, orang yang lupa pada raka’at kedua sudah salam padahal masih ada satu atau dua raka’at lagi yang seharusnya ia sempurnakan, maupun orang yang shalat kelebihan raka’at dari yang semestinya, maka orang tersebut supaya Sujud Sahwi dua kali.
2. Sujud Sahwi itu memakai takbir.
3. Sujud Sahwi itu bisa dilakukan sebelum salam maupun sesudah salam. Dan apabila dikerjakan sesudah salam, maka setelah Sujud Sahwi lalu salam (lagi).
4. Kalau kita syak (ragu-ragu) tentang raka’at shalat, hendaklah kita ambil yang yaqin, lalu kita sempurnakan.
5. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud Sahwi ini.
Sujud Tilawah
Sujud Tilawah ialah sujud diwaktu membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah.
عَنْ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اَقْرَأَهُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَجْدَةً فِى اْلقُرْآنِ، مِنْهَا ثَلاَثٌ فِى المُفَصَّلِ وَ فِى سُوْرَةِ اْلحَجّ سَجْدَتَانِ
Dari ‘Amr bin ‘Ash : Bahwasanya Rasulullah SAW telah mengajarkannya lima belas (ayat) sujud di dalam Al-Qur’an. Tiga dari padanya di surah yang pendek-pendek, dan dua di surah Al-Hajji”. [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 58]
قَالَ عُمَرُ: يَااَيُّهَا النَّاسُ! اِنَّا نَمُرُّ بِالسُّجُوْدِ، فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ اَصَابَ، وَ مَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلاَ اِثْمَ عَلَيْهِ
Telah berkata ‘Umar, “Hai manusia, kita melewati ayat sujud. Barangsiapa bersujud, ia mendapat pahala; dan barangsiapa tidak bersujud, ia tidak berdosa”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 34]
قَالَ زَيْدُ بْنُ اَسْلَمَ: اِنَّ غُلاَمًا قَرَأَ عِنْدَ النَّبِيّ ص السَّجْدَةَ فَانْتَظَرَ اْلغُلاَمُ النَّبِيَّ ص، فَلَمَّا لَمْ يَسْجُدْ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، لَيْسَ فِى هذِهِ السَّجْدَةِ سُجُوْدٌ؟ قَالَ ص: بَلَى وَ لكِنَّكَ كُنْتَ اِمَامَنَا فِيْهَا وَ لَوْ سَجَدْتَ لَسَجَدْنَا
Telah berkata Zaid bin Aslam : Sesungguhnya ada seorang pemuda membaca ayat sujud disisi Nabi SAW, lalu ia menunggu Nabi SAW melakukan sujud. Ternyata Nabi SAW tidak sujud, maka ia bertanya, “Ya Rasulullah ! Apakah di ayat sujud ini tidak ada sujud ?” Jawab Rasulullah SAW, “Ada ! Tetapi engkau menjadi imam kami tentang itu. Jika engkau sujud, niscaya kami pun sujud”. [HR. Ibnu Abi Syaibah. Dalam Nailul Authar juz 3, hal. 115]
عَنْ اَبِى رَافِعٍ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ اَبِى هُرَيْرَةَ اْلعَتَمَةَ فَقَرَأَ اِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ، فَسَجَدَ. فَقُلْتُ: مَا هذِهِ؟ قَالَ: سَجَدْتُ بِهَا خَلْفَ اَبِى اْلقَاسِمِ ص. فَلاَ اَزَالُ اَسْجُدُ فِيْهَا حَتَّى اَلْقَاهُ
Dari Abu Rafi’, ia berkata : Saya pernah shalat ‘Isyak dengan Abu Hurairah, dan ia membaca surah Al-Insyiqaq, lalu ia sujud padanya. (Setelah selesai shalat) saya bertanya, “Apa ini ?”. Ia menjawab, “Saya pernah sujud pada ayat itu dibelakang Abul Qasim SAW dan saya akan terus sujud padanya hingga saya bertemu beliau”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 34]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقُوْلُ فِى سُجُوْدِ اْلقُرْآنِ بِاللَّيْلِ: سَجَدَ وَجْهِى ِللَّذِى خَلَقَهُ وَ شَقَّ سَمْعَهُ وَ بَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَ قُوَّتِهِ. الترمذى و قال هذا حديث حسن صحيح
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi SAW membaca pada sujud Al-Qur’an (sujud tilawah) pada malam hari, “Sajada wajhii lilladzii kholaqohu wa syaqqo sam’ahu wa bashorohu bihaulihi wa quwwatihi (Bersujud diriku kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan membuatnya mendengar dan melihat dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya)”. [HR. Tirmidzi, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih, juz 2, hal. 47]
Keterangan :
Dari hadits-hadits diatas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Sujud Tilawah itu hanya sekali sujud
2. Sujud Tilawah hukumnya sunnah
3. Kita tidak disunnahkan sujud kalau yang membaca ayat itu tidak sujud, sedang kalau yang membaca ayat itu sujud, kita juga sujud walaupun di dalam shalat.
4. Tidak perlu wudlu dahulu.
5. Di dalam sujud tersebut membaca :
سَجَدَ وَجْهِى ِللَّذِى خَلَقَهُ وَ شَقَّ سَمْعَهُ وَ بَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَ قُوَّتِهِ
6. Ayat-ayat sajdah ada lima belas, yaitu :
1. Al-A’raaf : 206 6. Al-Hajj : 18 11. Shaad : 24
2. Ar-Ra’d : 15 7. Al-Hajj : 77 12. Fushshilat : 38
3. An-Nahl : 50 8. Al-Furqaan : 60 13. An-Najm : 62
4. Al-Israa’ : 109 9. An-Naml : 26 14. Al-Insyiqaaq : 21
5. Maryam : 58 10. As-Sajdah : 15 15. Al-’Alaq : 19
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُحَيْنَةَ اْلاَسْدِيّ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَامَ فِى صَلاَةِ الظُّهْرِ وَ عَلَيْهِ جُلُوْسٌ فَلَمَّا اَتَمَّ صَلاَتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ يُكَبّرُ فِى كُلّ سَجْدَةٍ وَ هُوَ جَالِسٌ قَبْلَ اَنْ يُسَلّمَ وَ سَجَدَهُمَا النَّاسُ مَعَهُ مَكَانَ مَا نَسِيَ مِنَ اْلجُلُوْسِ
Dari Abdullah bin Buhainah Al-Asdiy bahwasanya Rasulullah SAW pernah bangkit berdiri dalam shalat Dhuhur padahal mestinya duduk (attahiyyat awwal), maka setelah selesai shalat, dalam keadaan duduk sebelum salam beliau bersujud dua kali, dan beliau bertakbir pada tiap-tiap sujud dan para makmum juga mengerjakan sebagaimana yang dikerjakan beliau untuk mengganti duduk (attahiyyat) yang terlupa itu”. [HR. Muslim 1 : 399].
قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: صَلَّى لَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص صَلاَةَ اْلعَصْرِ فَسَلَّمَ فِى رَكْعَتَيْنِ، فَقَامَ ذُو اْليَدَيْنِ فَقَالَ: اَقُصِرَتِ الصَّلاَةُ يَا رَسُوْلَ اللهِ اَمْ نَسِيْتَ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ ذلِكَ لَمْ يَكُنْ. فَقَالَ: قَدْ كَانَ بَعْضُ ذلِكَ يَارَسُوْلَ اللهِ. فَاَقْبَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: اَصَدَقَ ذُو اْليَدَيْنِ؟ فَقَالُوْا: نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَاَتَمَّ رَسُوْلُ اللهِ ص، مَا بَقِيَ مِنَ الصَّلاَةِ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَ هُوَ جَالِسٌ بَعْدَ التَّسْلِيْمِ
Telah berkata Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah shalat ‘Ashar menjadi imam bagi kami, lalu beliau salam setelah 2 raka’at, maka berdirilah (seorang shahabat yang panggilannya) Dzul-yadain dan bertanya: “Ya Rasulullah ! Apakah shalat ini diqashar atau engkau lupa ?” Rasulullah SAW menjawab, “Semua itu tidak terjadi”. Dia berkata : “Ya Rasulullah ! salah satu dari (dua) itu telah terjadi”. Lalu Rasulullah SAW menghadap kepada para shahabat sambil bertanya, “Benarkah Dzulyadain ?”. Jawab para shahabat, “Betul, ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah SAW menyempurnakan shalat yang kurang itu, lalu sujud dua kali dengan duduk sesudah salam. [HR. Muslim 1 : 404]
قَالَ عَبْدُ اللهِ: صَلَّى بِنَا رَسُوْلُ اللهِ ص خَمْسًا، فَلَمَّا انْفَتَلَ تَوَشْوَشَ اْلقَوْمُ بَيْنَهُمْ، فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلْ زِيْدَ فِى الصَّلاَةِ؟ قَالَ: لاَ، قَالُوْا: فَإِنَّكَ قَدْ صَلَّيْتَ خَمْسًا، فَانْفَتَلَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ
Telah berkata Abdullah : Rasulullah SAW pernah shalat bersama kami lima raka’at. Setelah selesai shalat, para shahabat berbisik-bisik diantara mereka. Maka Rasulullah SAW bertanya, “Ada apa kalian ?”. Mereka menjawab, “Ya Rasulullah, apakah shalat ini ditambah ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Tidak”. Para shahabat berkata, “Sesungguhnya engkau telah shalat lima raka’at”. Maka Nabi SAW berpaling, lalu sujud dua kali kemudian salam. [HR. Muslim 1 : 402]
Rasulullah SAW bersabda :
وَ اِذَا شَكَّ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ
Dan apabila seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, hendaklah ia pilih yang mendekati benar, lalu ia sempurnakan menurut pilihan itu. Kemudian hendaklah ia sujud dua kali. [HR. Muslim 1 : 400]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْ لُ اللهِ ص: اِذَا شَكَّ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ فَلَمْ يَدْرِ كَمْ صَلَّى، ثَلاَثًا اَمْ اَرْبَعًا فَلْيَطْرَحِ الشَّكَّ وَ لْيَبْنِ عَلَى مَا اسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ اَنْ يُسَلّمَ
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, yaitu ia tidak tahu apakah ia telah shalat tiga atau empat raka’at, maka hendaklah ia buang yang syak (ragu-ragu) dan kerjakan mana yang ia yaqini, kemudian hendaklah ia sujud dua kali sebelum salam. [HR. Muslim 1: 400]
Keterangan :
Dari hadits-hadits di atas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Orang yang lupa tidak duduk Attahiyat Awwal, orang yang lupa pada raka’at kedua sudah salam padahal masih ada satu atau dua raka’at lagi yang seharusnya ia sempurnakan, maupun orang yang shalat kelebihan raka’at dari yang semestinya, maka orang tersebut supaya Sujud Sahwi dua kali.
2. Sujud Sahwi itu memakai takbir.
3. Sujud Sahwi itu bisa dilakukan sebelum salam maupun sesudah salam. Dan apabila dikerjakan sesudah salam, maka setelah Sujud Sahwi lalu salam (lagi).
4. Kalau kita syak (ragu-ragu) tentang raka’at shalat, hendaklah kita ambil yang yaqin, lalu kita sempurnakan.
5. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud Sahwi ini.
Sujud Tilawah
Sujud Tilawah ialah sujud diwaktu membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah.
عَنْ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اَقْرَأَهُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَجْدَةً فِى اْلقُرْآنِ، مِنْهَا ثَلاَثٌ فِى المُفَصَّلِ وَ فِى سُوْرَةِ اْلحَجّ سَجْدَتَانِ
Dari ‘Amr bin ‘Ash : Bahwasanya Rasulullah SAW telah mengajarkannya lima belas (ayat) sujud di dalam Al-Qur’an. Tiga dari padanya di surah yang pendek-pendek, dan dua di surah Al-Hajji”. [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 58]
قَالَ عُمَرُ: يَااَيُّهَا النَّاسُ! اِنَّا نَمُرُّ بِالسُّجُوْدِ، فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ اَصَابَ، وَ مَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلاَ اِثْمَ عَلَيْهِ
Telah berkata ‘Umar, “Hai manusia, kita melewati ayat sujud. Barangsiapa bersujud, ia mendapat pahala; dan barangsiapa tidak bersujud, ia tidak berdosa”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 34]
قَالَ زَيْدُ بْنُ اَسْلَمَ: اِنَّ غُلاَمًا قَرَأَ عِنْدَ النَّبِيّ ص السَّجْدَةَ فَانْتَظَرَ اْلغُلاَمُ النَّبِيَّ ص، فَلَمَّا لَمْ يَسْجُدْ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، لَيْسَ فِى هذِهِ السَّجْدَةِ سُجُوْدٌ؟ قَالَ ص: بَلَى وَ لكِنَّكَ كُنْتَ اِمَامَنَا فِيْهَا وَ لَوْ سَجَدْتَ لَسَجَدْنَا
Telah berkata Zaid bin Aslam : Sesungguhnya ada seorang pemuda membaca ayat sujud disisi Nabi SAW, lalu ia menunggu Nabi SAW melakukan sujud. Ternyata Nabi SAW tidak sujud, maka ia bertanya, “Ya Rasulullah ! Apakah di ayat sujud ini tidak ada sujud ?” Jawab Rasulullah SAW, “Ada ! Tetapi engkau menjadi imam kami tentang itu. Jika engkau sujud, niscaya kami pun sujud”. [HR. Ibnu Abi Syaibah. Dalam Nailul Authar juz 3, hal. 115]
عَنْ اَبِى رَافِعٍ قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ اَبِى هُرَيْرَةَ اْلعَتَمَةَ فَقَرَأَ اِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ، فَسَجَدَ. فَقُلْتُ: مَا هذِهِ؟ قَالَ: سَجَدْتُ بِهَا خَلْفَ اَبِى اْلقَاسِمِ ص. فَلاَ اَزَالُ اَسْجُدُ فِيْهَا حَتَّى اَلْقَاهُ
Dari Abu Rafi’, ia berkata : Saya pernah shalat ‘Isyak dengan Abu Hurairah, dan ia membaca surah Al-Insyiqaq, lalu ia sujud padanya. (Setelah selesai shalat) saya bertanya, “Apa ini ?”. Ia menjawab, “Saya pernah sujud pada ayat itu dibelakang Abul Qasim SAW dan saya akan terus sujud padanya hingga saya bertemu beliau”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 34]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقُوْلُ فِى سُجُوْدِ اْلقُرْآنِ بِاللَّيْلِ: سَجَدَ وَجْهِى ِللَّذِى خَلَقَهُ وَ شَقَّ سَمْعَهُ وَ بَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَ قُوَّتِهِ. الترمذى و قال هذا حديث حسن صحيح
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi SAW membaca pada sujud Al-Qur’an (sujud tilawah) pada malam hari, “Sajada wajhii lilladzii kholaqohu wa syaqqo sam’ahu wa bashorohu bihaulihi wa quwwatihi (Bersujud diriku kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan membuatnya mendengar dan melihat dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya)”. [HR. Tirmidzi, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih, juz 2, hal. 47]
Keterangan :
Dari hadits-hadits diatas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Sujud Tilawah itu hanya sekali sujud
2. Sujud Tilawah hukumnya sunnah
3. Kita tidak disunnahkan sujud kalau yang membaca ayat itu tidak sujud, sedang kalau yang membaca ayat itu sujud, kita juga sujud walaupun di dalam shalat.
4. Tidak perlu wudlu dahulu.
5. Di dalam sujud tersebut membaca :
سَجَدَ وَجْهِى ِللَّذِى خَلَقَهُ وَ شَقَّ سَمْعَهُ وَ بَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَ قُوَّتِهِ
6. Ayat-ayat sajdah ada lima belas, yaitu :
1. Al-A’raaf : 206 6. Al-Hajj : 18 11. Shaad : 24
2. Ar-Ra’d : 15 7. Al-Hajj : 77 12. Fushshilat : 38
3. An-Nahl : 50 8. Al-Furqaan : 60 13. An-Najm : 62
4. Al-Israa’ : 109 9. An-Naml : 26 14. Al-Insyiqaaq : 21
5. Maryam : 58 10. As-Sajdah : 15 15. Al-’Alaq : 19