Berapakah umur kambing, sapi atau unta yang boleh dijadikan hewan kurban? Apa dipersyaratkan umur bagi hewan kurban?
Dijelaskan dalam Bulughul Marom hadits no. 1360 berikut ini,
وَعَنْ جَابِرٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى
الله عليه وسلم - - "لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً, إِلَّا أَنْ
يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ اَلضَّأْنِ" - رَوَاهُ
مُسْلِم ٌ
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian menyembelih
kecuali musinnah. Kecuali jika terasa sulit bagi kalian, maka
sembelihlah jadza'ah dari domba." Diriwayatkan oleh Imam Muslim.
(HR. Muslim no. 1963).
Musinnah dari kambing adalah yang telah berusia satu tahun (masuk tahun
kedua). Sedangkan musinnah dari sapi adalah yang telah berusia dua
tahun (masuk tahun ketiga). Sedangkan unta adalah yang telah genap lima
tahun (masuk tahun keenam). Inilah pendapat yang masyhur di kalangan
fuqoha.
Jadza'ah adalah domba yang telah berusia enam hingga satu tahun.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Hadits ini menunjukkan bahwa kurban tidak boleh dengan menggunakan
hewan jadza'ah (domba berumur satu tahun) kecuali dalam keadaan sulit
menemukan hewan musinnah. Akan tetapi jumhur (baca: mayoritas ulama)
berpendapat bahwa dua tahun untuk domba itu lebih utama. Sedangkan untuk
hewan jadza'ah pada sapi dan unta tidak dibolehkan.
2- Sah berkurban dengan jadza'ah (domba satu tahun) meskipun ada kemudahan mendapatkan hewan musinnah.
3- Di antara syarat hewan kurban adalah telah mencapai usia yang telah ditetapkan syari'at. Umur hewan kurban adalah:
- Untuk unta: 5 tahun
- Untuk sapi: 2 tahun
- Untuk kambing: 1 tahun
- Untuk domba: 6 bulan.
4- Ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dari kurban bukanlah mencari
daging, namun ini adalah bentuk pendekatan diri pada Allah. Seandainya
yang dicari adalah daging, maka tentu yang dipilih adalah hewan yang
besar. Namun ternyata berkurban dengan hewan berbadan kecil dan besar
pun sama sahnya.
Referensi:
Minhatul 'Allam fii Syarhi
Bulughil Marom, Syaikh 'Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar
Ibnil Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H, 9: 290-292.
Semoga Bermanfaat
Dijelaskan dalam Bulughul Marom hadits no. 1360 berikut ini,
وَعَنْ جَابِرٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - - "لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً, إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ اَلضَّأْنِ" - رَوَاهُ مُسْلِم ٌ
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian menyembelih kecuali musinnah. Kecuali jika terasa sulit bagi kalian, maka sembelihlah jadza'ah dari domba." Diriwayatkan oleh Imam Muslim.
(HR. Muslim no. 1963).
Musinnah dari kambing adalah yang telah berusia satu tahun (masuk tahun kedua). Sedangkan musinnah dari sapi adalah yang telah berusia dua tahun (masuk tahun ketiga). Sedangkan unta adalah yang telah genap lima tahun (masuk tahun keenam). Inilah pendapat yang masyhur di kalangan fuqoha.
Jadza'ah adalah domba yang telah berusia enam hingga satu tahun.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Hadits ini menunjukkan bahwa kurban tidak boleh dengan menggunakan hewan jadza'ah (domba berumur satu tahun) kecuali dalam keadaan sulit menemukan hewan musinnah. Akan tetapi jumhur (baca: mayoritas ulama) berpendapat bahwa dua tahun untuk domba itu lebih utama. Sedangkan untuk hewan jadza'ah pada sapi dan unta tidak dibolehkan.
2- Sah berkurban dengan jadza'ah (domba satu tahun) meskipun ada kemudahan mendapatkan hewan musinnah.
3- Di antara syarat hewan kurban adalah telah mencapai usia yang telah ditetapkan syari'at. Umur hewan kurban adalah:
- Untuk unta: 5 tahun
- Untuk sapi: 2 tahun
- Untuk kambing: 1 tahun
- Untuk domba: 6 bulan.
4- Ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dari kurban bukanlah mencari daging, namun ini adalah bentuk pendekatan diri pada Allah. Seandainya yang dicari adalah daging, maka tentu yang dipilih adalah hewan yang besar. Namun ternyata berkurban dengan hewan berbadan kecil dan besar pun sama sahnya.
Referensi:
Minhatul 'Allam fii Syarhi Bulughil Marom, Syaikh 'Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H, 9: 290-292.
Semoga Bermanfaat