Minggu, 08 September 2013

Bahaya Menukarkan Hidayah Allah Dengan Permainan Dan Kesombongan Dunia


Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa mengikuti jalan petunjuk-Nya. Salam untuk seluruh Nabi2 dan Rasul2-Nya.


Allah SWT memberikan perbandingan kepada orang orang beriman akan besarnya nilai akherat dibandingkan dengan nilai dunia sebagaimana dalam firman-firman-Nya

وَسَارِعُواْإِلَىمَغْفِرَةٍمِّنرَّبِّكُمْوَجَنَّةٍعَرْضُهَاالسَّمَاوَاتُوَالأَرْضُأُعِدَّتْلِلْمُتَّقِينَ﴿١٣٣﴾
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. 3:133)

اللّهُيَبْسُطُالرِّزْقَلِمَنْيَشَاءُوَيَقَدِرُوَفَرِحُواْبِالْحَيَاةِالدُّنْيَاوَمَاالْحَيَاةُالدُّنْيَافِيالآخِرَةِإِلاَّمَتَاعٌ﴿٢٦﴾
Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan didunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS. 13:26)

Seorang beriman yang menghayati akan ketekunannya beribadah, ketekunan dalam sholatnya, tentu akan berusaha meyakini firman-firman Allah tersebut. Disetiap Ruku’ dan Sujud, orang-orang beriman selalu mengagungkan Allah dengan ucapan-ucapan tasbih, memuji Allah Tuhan yang Maha Agung, memuji Allah Tuhan yang Maha Tinggi. Dan hal itu tentunya akan berimbas pada ketekunannya pada ketaatan dalam mengamalkan Al-Qur’an Firman Allah dan Sunnah Rasulullah Muhammad SAW.

Allah SWT Tuhan yang Maha Perkasa telah membuat aturan-aturan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah lewat Rasulullah Muhammad SAW, tentu orang-orang yang benar imannya akan sangat menjunjung tinggi aturan-aturan tersebut untuk dapat ditaati dan diamalkan dalam kehidupan nyata di dunia ini. Karena Allah Tuhan semesta Alam yang paling tepat mengatur segala ciptaannya.

Ujian-ujian mendera umat manusia dalam memegang teguh agama, Kesenangan dunia yang memikat dan tertampang di depan mata sering mengaburkan janji-janji Allah yang kadang masih tersimpan di akherat kelak. Nilai-nilai keyakinan terhadap janji-janji Allah akan segala kesenangan akherat terhapus dengan kesenangan instant yang sedang tersuguhkan di depan mata dunia. Walhasil jiwa manusia menjadi terguncang, dan banyak yang kemudian lebih suka memilih dunia dan kemudian mengabaikan akheratnya.
Allah sudah memberi peringatan-peringatan kepada seluruh lapisan umat Islam agar mereka tidak menukarkan kemulian yang kekal dengan kesenangan dan kesombongan dunia yang sangat sementara, sebagaimana firman-Nya
وَآمِنُواْبِمَاأَنزَلْتُمُصَدِّقاًلِّمَامَعَكُمْوَلاَتَكُونُواْأَوَّلَكَافِرٍبِهِوَلاَتَشْتَرُواْبِآيَاتِيثَمَناًقَلِيلاًوَإِيَّايَفَاتَّقُونِ﴿٤١﴾
Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Qur’an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertaqwa. (QS. 2:41)
أَمْتُرِيدُونَأَنتَسْأَلُواْرَسُولَكُمْكَمَاسُئِلَمُوسَىمِنقَبْلُوَمَنيَتَبَدَّلِالْكُفْرَبِالإِيمَانِفَقَدْضَلَّسَوَاءالسَّبِيلِ﴿١٠٨﴾
Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu. Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus. (QS. 2:108)
إِنَّالَّذِينَيَكْتُمُونَمَاأَنزَلَاللّهُمِنَالْكِتَابِوَيَشْتَرُونَبِهِثَمَناًقَلِيلاًأُولَـئِكَمَايَأْكُلُونَفِيبُطُونِهِمْإِلاَّالنَّارَوَلاَيُكَلِّمُهُمُاللّهُيَوْمَالْقِيَامَةِوَلاَيُزَكِّيهِمْوَلَهُمْعَذَابٌأَلِيمٌ﴿١٧٤﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. (QS. 2:174)
وَإِذَأَخَذَاللّهُمِيثَاقَالَّذِينَأُوتُواْالْكِتَابَلَتُبَيِّنُنَّهُلِلنَّاسِوَلاَتَكْتُمُونَهُفَنَبَذُوهُوَرَاءظُهُورِهِمْوَاشْتَرَوْاْبِهِثَمَناًقَلِيلاًفَبِئْسَمَايَشْتَرُونَ﴿١٨٧﴾
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu):”Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima. (QS. 3:187)

Ayat-ayat di atas ada yang Allah tujukan kepada umat awam dan ada pula yang Allah tujukan kepada pemimpin-pemimpin agama yang telah menjadi panutan kaum awam. Allah melarang orang-orang beriman menukarkan nikmat-nikmat petunjuk dengan kesenangan dunia, yang sering disimbulkan dengan tahta, harta dan kesenangan , kesombongan dunia.

Dengan semakin membanjirnya budaya-budaya memperturutkan kesenangan syaitan dan hawa nafsu, suasana kehidupan ruhani manusia semakin menjadi gelap, sehingga orang semakin tidak mampu menemukan cahaya kebenaran yang dipegang teguh oleh umat manusia.

Manusia banyak yang telah terlupa dan terlena, di usianya yang semakin menua, usia yang sudah berbau tanah, terus menerus saja berebut kesombongan dunia. Demikianlah kesesatan orang-orang yang terbius kesenangan dunia.

Disaat manusia tidak memahami tujuan hidup dan bagaimana mengisi hidup di dunia. Maka instingnya akan mengajak mereka untuk mengisi kehidupan dunia dengan sesuatu yang dianggab bermanfaat, tetapi ternyata semua itu kadang-kadang hanyalah kesenangan dunia yang menipu, kesenangan dunia yang kecil dan kesenangan dunia yang sementara. Kita berlindung kepada Allah dari keadaan yang demikian…. Wallahu a’lam

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar