Selasa, 27 Agustus 2013

3 Tips Semangat Belajar Usai Liburan



mindware.com

Setelah liburan, fenomena yang kerap terjadi pada banyak siswa adalah kehilangan semangat belajar. Ini bisa dimaklumi karena, setelah sebelumnya menghabiskan hari-hari dengan belajar, liburan mereka jadikan kesempatan untuk menciptakan kebiasaan yang menggantikan rutinitas belajar mereka.


Liburan, dengan kata lain, bukan lagi berdampak sebagai jeda untuk membuat belajar lebih giat, tapi malah seperti bumerang. Alih-alih semangatnya naik, energi para siswa, bahkan mahasiswa, justru turun setelah liburan pergantian semester.

Sebagai guru, ini adalah masalah yang lazim dihadapi, namun bukan berarti mudah untuk diatasi. Segera setelah kembali, para murid harus segera kembali dimotivasi. Apa yang bisa dilakukan sebagai pengajar untuk mengembalikan kembali semangat belajar usai liburan? Berikut tiga tipsnya.

Berbagi cerita liburan. “Apa yang dilakukan selama liburan?” Gunakan keinginan siswa untuk bercerita tentang liburan mereka sebagai dasar untuk kegiatan pendidikan. Dapat juga dibuat kompetisi bercerita, atau menulis, atau bahkan dalam bentuk yang lebih kreatif lagi—misalkan menjadikannya sebuah film pendek. Kenapa tidak? Tujuan dari kegiatan ini adalah membuka jalur komunikasi dan menjadikan siswa kembali “mengaktifkan” otak mereka. Ini semacam pemanasan, sebelum mereka masuk waktu-waktu belajar seperti biasanya.

Beri penghargaan. Pastikan Anda memiliki sistem penghargaan untuk tugas-tugas yang Anda berikan kepada murid. Entah itu sebuah sertifikat sekolah standar, program penghargaan, bonus kecil-kecilan, atau ciptakan piala Anda sendiri. Misalkan, Anda sering dipanggil Pak Budi. Maka, buatlah Pak Budi Award untuk kategori-kategori awarding nan unik dan segar. Misalkan, kategori “Liburan Terlucu”,  “Liburan Paling Membosankan”, dan lain sebagainya. Setidaknya, hari-hari pertama masuk sekolah dapat menjadi sesuatu yang sama atau bahkan lebih menyenangkan dari liburan mereka.

Bicarakan cita-cita masa depan. Dengan melakukan ini, para murid seolah diingatkan kembali mengenai hari-hari mendatang. Zona nyaman seringkali muncul ketika kita terlalu menikmati hari ini. Akan tetapi, barangsiapa yang mengingat seperti apa dia ingin menjadi, zona tidak nyaman otomatis muncul. Belajar, kerapkali, diasumsikan sebagai sesuatu yang mengganggu kesenangan. Memaksa dan membuat mereka tidak bisa bersantai menikmati keadaan. Belajar baru menjadi hal yang menyenangkan, semangat dilakukan, ketika murid-murid tersebut sadar: untuk apa dia belajar?

Dengan melakukan ini, selain membangun motivasi internal ke dalam diri siswa, pengajar pun membantu murid-muridnya lebih terarah, fokus, dan siap menjalani hari-hari berzona tidak nyaman. [creativeeducation.co.uk]
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar