Prinsip kerja generator listrik sekarang ini dan umumnya, merupakan
pergerakan medan magnet pada rotor terhadap kumparan tetap pada stator.
Medan magnet yang dihasilkan adalah dengan cara memberikan tegangan DC
(Direct Current) pada kumparan penguat medan pada rotor, yang bisa
dihasilkan dari penguat sendiri maupun penguat terpisah.
Untuk penguat sendiri dapat dihasilkan oleh tegangan dan arus sendiri
yang dihasilkan oleh kumparan stator. Untuk kumparan stator generator
listrik ini tergantung dari pabrik pembuatnya bisa saja dirancang dengan
sistem 3 fasa maupun sistem 1 fasa dengan sifat tegangan bolak balik
(AC = Alternating Current), sehingga tegangan AC yang dihasilkan harus
di Jadikan tegangan DC oleh rangkaian Penyearah Dioda maupun slip-ring
dialirkan pada kumparan penguat medan magnet.
Generator Listrik dengan penguat sendiri selalu dirancang dengan AVR
(Automatic Voltage Regulator) yang berfungsi pengontrol tegangan output
stator. Jika tengangan yang diharapkan adalah 220 Volt atau 380 Volt
maka AVR akan mengotrol besar kecilnya arus dan tegangan yang masuk pada
kumparan pada penguat utama (Main Exciter), dan akan di lanjutkan
dengan menyalurkan tegangan DC pada pada lilitan penguat medan melalui
slip ring maupun penyearah Dioda.
AVR tidak dirancang untuk penstabil Frekuensi, karena Frekuensi didapat dari putaran rotor. Jika penggerak generator listrik adalah mesin diesel maka harus ada suatu alat penstabil putaran mesin meskipun beban generator relatif tidak tetap dengan mengatur pasokan bahan bakar pada mesin disel tersebut atau alat lain yang di sebut dengan ELC (Electronic Load Controller)/DLC (Digital load Controller) pada generator sinkron atau sistem governor pada PLTMH ( Pusat Listrik Tenagan Micro Hidro ).
Untuk generator listrik dengan penguat terpisah yaitu dengan memberikan
suplay tegangan DC dari luar generator tersebut misalnya dari sistem
penyearah dari luar yang di alirkan ke kumparan penguat medan magnet.