Jumat, 07 Maret 2014

Indonesia Negeri Paling Kaya Aliran Sesat

Kondisi umat Islam di Indonesia ini bener-bener parah. Ngurusin musuh-musuh yang jelas-jelas kafir aja nggak ada matinya, kita masih harus ngurusin masalah-masalah internal yang luar biasanya banyaknya. Mulai anggota-anggota jamaah Islam yang baru ngaji sekali-dua kali lalu sok-sok’an menghukumi jamaah lain dengan stempel kapir, togut, bid’ah, fasik, dll…
sampai masalah menjamurnya aliran-aliran sesat, yang memang sesat beneran.
Indonesia emang lahannya subur luar biasa. Konon, kata orang, tanah di negeri ini meski cuman ditancepin batang kayu aja bisa tumbuh jadi pohon beneran. Tapi ternyata, negeri ini nggak cuma subur ditanami pohon, bahkan aliran sesat pun bisa tumbuh subur disini.

Coba deh, sebut aja, mau aliran sesat model apa? Yang ngaku-ngaku jadi nabi baru? Ada. Yang solat pakai Jawa? Ada. Yang mengkafirkan sahabat-sahabat Nabi Saw? Ada. Yang menganggap keislaman kita baru sah kalo berbaiat ke pemimpinnya? Ada. Sampai yang ngaku kerasukan malaikat Jibril pun ada! Bahkan mungkin kalau di negeri ini dibikinkan kontes pencarian bakat khusus untuk aliran sesat, pasti akan ramai pesertanya. Mungkin juga akan menginspirasi lebih banyak lagi aliran-aliran sesat baru yang lebih ‘kreatif’ lagi kesesatannya. Kalau kesesatannya ngaku punya nabi baru dianggap udah mainstream, maka mereka akan bikin diferensiasi.

Bisa jadi dengan memodifikasi gerakan sholat dengan goyang oplosan, atau berakidah dengan menganggap keislaman kita baru sah setelah menghirup kentut sang amir. Itu baru kesesatan yang ‘kaffah’ namanya. Saya jadi ngebayangin betapa luar biasa tinggi ratingnya kalau sampai benar-benar ada acara seperti itu.

Lagipula Indonesia nggak akan kehabisan aliran sesat deh. Disini stoknya banyak. Meski aliran-aliran sesat itu diluar negeri udah diusir kesana kemari nggak diterima, tapi di Indonesia asik-asik aja. Mereka nyantei… Bahkan beberapa aliran sesat di negeri ini dipelihara. Dikasih dana, dikasih makan, dilindungi, demi kepentingan politis partai tertentu.

Yang bener-bener kasihan tuh MUI. Nama “Majelis Ulama Indonesia” yang seharusnya terhormat, berwibawa dan berilmu itu nggak punya power apa-apa di negeri ini. Gimana enggak, wong setiap ngeluarin fatwa, mayoritas umat Islam di Indonesia malah cuek bebek kayak komodo. Dibilang Ahmadiyah kafir, banyak yang nggak mau nurut. Dibilangin kalo Islam Jamaah/LDII sesat, Syiah sesat, Islam Liberal sesat, dengan berdasarkan hujjah yang rinci dan kuat sekalipun, tetep aja banyak umat Islam yang nggak menghiraukan. Ditambah lagi pemerintah negeri ini sama sekali nggak mau mem-backup fatwa MUI dengan Undang-Undang. Klop deh!

Padahal MUI itu kan kumpulan ulama. Orang-orang yang punya bidang keilmuan khusus tentang Islam. Mereka-mereka yang ada di MUI itu bukan orang-orang yang baru sekali-dua kali ikutan taklim lalu sok-sok’an ngluarin fatwa! Mereka itu orang-orang yang belajar Al-Quran dan Hadits sudah puluhan tahun. Guru-guru mereka adalah ulama-ulama juga. Meskipun mereka bukan orang-orang yang bebas dari kesalahan, tapi didunia ini sedikit sekali kita bisa menemui orang-orang alim dan berilmu seperti mereka. Kalau jaman Rasulullah Saw, ulama banyak. Jaman tabiin dan tabiut tabiin pun mudah cari ulama. Lah sekarang?? Udah ulama jumlahnya sedikit dan langka, tragisnya yang sedikit itu pun nggak dijadikan rujukan oleh umat Islam!

Saya pikir, fenomena aliran sesat yang subur di negeri ini sebenarnya bermuara pada satu penyebab besar. Dan penyebab itu adalah KURANGNYA ILMU. Problem kurangnya ilmu ini saya rasa sudah masuk pada tingkatan yang amat parah. Mungkin kalau disetarakan penyakit kanker pasti sudah stadium 4. Sulit sembuh. Harapannya kecil untuk bisa diselamatkan.

Coba kita pikir. Di negeri ini, aliran sesat paling konyol sekalipun pasti ada aja pengikutnya. Dan itu nggak sedikit lo. Contoh, kalo ada aliran yang pencetusnya ngaku dirinya dapatin wahyu dari Jibril untuk jadi nabi baru, seharusnya kan mudah sekali secara logis untuk kita tolak. Sebodoh-bodohnya seroang muslim, seharusnya nggak sulit untuk mengidentifikasi betapa konyolnya kita untuk percaya pada orang dusun yang baru aja turun bertapa beberapa minggu lalu ngaku dapat wahyu diangkat jadi nabi! Kalo sampe pengikutnya banyak kan parah?? Tapi ya memang begitu kenyataannya.

Gitu juga sama aliran sesat yang ngaku kerasukan malaikat Jibril. Kalo sampai mendaftar jadi pengikut aliran macam ini kan berarti logikanya bener-bener nggak berfungsi secara normal. Lagipula malaikat Jibril terlalu sibuk untuk nyempetin mampir ke tubuh orang gila macam itu. Yang banyak waktu luang kan cuma syetan? Tapi toh yang jelas-jelas konyol gini, masiiiiih aja banyak pengikutnya.

Dengan tulisan ini, saya nggak merasa sok pintar sendiri lalu menganggap mereka semua bodoh. Bukan! Bukan itu maksud saya! Saya hanya terheran-heran betapa banyak kaum muslimin di negeri ini yang ‘polos’ dan ‘awam’. Kalau mau dibenerin, didakwahin atau diajarin tuh rasanya baru ngebayangin aja udah capek duluan. Kalo dipaksain bisa-bisa kena stroke dini. Rasanya nggak masuk akal tiba-tiba kita jadi superhero yang bisa beresin problem akut ini. Nggak. Mungkin superhero macam itu hanya ada di film-film Hollywood.

Maka dari itu, salah satu yang paling masuk akal untuk kita lakukan adalah memperbaiki diri sendiri. Bodoh itu haram hukumnya. Maka menuntut ilmu agama bukan hanya harus banyak kuantitasnya, tapi juga harus segera. Secepatnya. Tentu dari sumber yang Islamnya lurus. Yang paling sesuai Al-Quran dan As-Sunnah. Jangan belajar Islam otodidak! Dalam tradisi keilmuan Islam nggak pernah dikenal belajar agama ini secara otodidak. Justru akan membuka pintu kesesatan baru lagi nantinya.
Kalau keilmuan kita sudah lebih baik.

Maka disitulah kunci perbaikan generasi muslim di masa mendatang. Biarkan generasi muslim yang sudah terjerumus terlalu dalam dilubang kesesatan itu habis tergerus jaman. Tergantikan oleh generasi baru dari keturunan-keturunan kita yang inshaAllah lurus dan terhindar dari kesesatan. Aamiin.

Underground Tauhid
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar